Sering kita dengar perkataan SABAR bila marah. Asyik-asyik sabar. Sikit-sikit sabar. Meluatkan. Habis tu, asyik-asyik marah, sikit-sikit marah. Tak meluatkah? haha..
Tidak penatkah bila marah-marah? Penat.... Lagi kesian yang kena marah. Marah kucing sebab bermeow-meow malam hari.
"Salah akukah??"
Mungkinkah ia berpunca dari rasa terancam, berpunca dari ketidakadilan (tersepak batu itu tidak adil? tidak adilkah batu itu?), rasa dipermainkan, dimanipulasikan? Pilihlah mana satu.
Ini cuma tazkirah untuk diri sendiri. Kalau sudi menumpang bertazkirah, sudi-sudikanlah diri.
Marah itu sudah lama dibicarakan. Lihat, betapa pentingnya marah itu. Silap, betapa pentingnya mengelolakan marah.
Rasulullah SAW berpesan agar kita memalingkan muka bila marah. Malah berubah posisi agar reda rasa marah. Mereka yang berupaya menahan rasa marah diberi keredhaan di dalam hati.
"Abu Umamah Albahili r.a. berkata Nabi Muhammad SAW bersabda: "Siapa yang dapat menahan marah padahal ia dapat (kuasa) untuk memuaskan marahnya itu, tetapi tidak dipuaskan bahkan tetap ditahan/disabarkan, maka ALLAH SWT. mengisi hatinya dengan keridhoan pada hari kiamat."
Jadi, bila kita dinasihatkan agar bersabar sewaktu marah tak usahlah marah-marah pula, nanti yang tak marah pun boleh jadi marah. hahaha...
Memang sukar membuang aura negatif. Tapi tak apa, syoh-syohlah jauh-jauh. Mudahan pembawa aura negatif bertukar jadi positif pula. insyaAllah..
ALL RIGHTS RESERVED
thanks sudi info ini najihah..^_^
BalasPadamsama2.. terima kasih sudi baca. he..
BalasPadam